RAKYAT NEWS, Sport – Permainan sepak bola jarang memiliki plot yang menarik atau cerita yang menjanjikan, dengan bintang-bintang baru naik ke puncak setiap tahun. Dan dalam kasus Julian Nagelsmann, sepertinya kita berada dalam kisah menarik tentang seorang manajer muda yang telah merebut gelar Bundesliga. Pemain Jerman berusia 34 tahun itu dengan cepat mengukir nama untuk dirinya sendiri di dunia sepak bola, setelah memimpin RB Leipzig ke semifinal Liga Champions hanya dalam musim pertamanya sebagai manajer mereka.

Kebangkitan Nagelsmann sangat meroket. Sebagai pemain, dia tidak terlalu istimewa, tetapi kecintaannya pada permainan mendorongnya menuju karir kepelatihan. Dia telah berada di lintasan ke atas sejak saat itu. Sebelum bergabung dengan RB Leipzig, Nagelsmann pernah bergabung dengan tim TSG Hoffenheim U19, di mana ia membawa mereka meraih gelar liga pada tahun 2014. Ia dipromosikan sebagai pelatih kepala akhir tahun itu, dan pada akhir musim 2016/17, Hoffenheim telah selesai di paruh atas Bundesliga untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun.

Tetapi baru setelah dia menandatangani kontrak dengan RB Leipzig pada 2019, karier Nagelsmann mencapai jalur cepat. Di RB Leipzig, dia berhasil mengubah sekelompok pemain muda berbakat tetapi relatif tidak berpengalaman menjadi tim yang kohesif dan mencetak gol tinggi yang telah memenangkan banyak pengagum di seluruh Eropa. Tweak taktis dan perubahan susunan pemain yang dia buat melawan salah satu favorit turnamen Atletico Madrid di perempat final Liga Champions yang menghasilkan kemenangan 2-1 adalah bukti dari kecerdasan strategisnya.

Gaya progresif Nagelsmann, kemampuan untuk menerapkan model manajemen baru, dan kemauannya untuk berpikir di luar kotak membuatnya dibandingkan dengan beberapa manajer legendaris Jerman seperti Jurgen Klopp dan Pep Guardiola. Gaya taktis Nagelsmann berpusat pada pertahanan yang menekan, serangan balik yang cepat, dan kemampuannya untuk mengidentifikasi dan memelihara bakat muda. Mantan bek tengah itu digambarkan sebagai seorang manajer yang menggabungkan ketajaman taktis dan keterampilan kepemimpinan, mampu melatih timnya dan mendapatkan yang terbaik dari mereka.