RAKYAT NEWS, JAKARTA – LaLiga bersama FIFPRO dan European Leagues telah mengadu ke FIFA terkait padatnya jadwal pertandingan kepada Komisi Uni Eropa.

Banyak pihak dalam dunia sepakbola yang menyuarakan kekhawatiran terhadap jadwal pertandingan yang begitu padat. Bukan hanya bagi klub, namun juga para pemain yang seringkali mengalami cedera akibat intensitas permainan yang tinggi.

FIFA memperkenalkan Piala Dunia Antarklub sebagai tambahan dalam kalender pertandingan. Kompetisi ini akan melibatkan 32 tim dari berbagai belahan dunia.

Penyelenggaraan Piala Dunia Antarklub direncanakan berlangsung pada Juni-Juli 2025. Dengan penambahan ini, pemain akan berpotensi bermain hingga 72 pertandingan baik untuk klub maupun tim nasional dalam satu tahun.

Menurut laporan Football Espana, LaLiga mengeluhkan dampak negatif dari padatnya jadwal ini. Tingkat cedera pemain Liga Spanyol naik sebesar 4 persen pada awal musim ini, yang sebagian besar disebabkan oleh jadwal yang rapat antara pertandingan liga dan internasional.

LaLiga bersama FIFPRO dan European Leagues mengecam FIFA karena dianggap tidak transparan dalam merencanakan jadwal pertandingan.

Mereka mengkritik kurangnya konsultasi dengan liga-liga domestik, serikat pemain (FIFPRO), dan pemain dalam menyusun jadwal baru, terutama terkait Piala Dunia Antarklub yang akan datang.

Pihak-pihak tersebut juga mempertanyakan integritas FIFA dalam mengatur jadwal pertandingan yang dinilai menyebabkan konflik kepentingan yang jelas, melanggar hukum persaingan, dan berdampak negatif pada kompetisi nasional serta kesejahteraan pemain.

LaLiga, FIFPRO, dan European Leagues telah secara resmi mengadukan FIFA kepada Komisi Uni Eropa. Mereka bertemu di Brussels pada Senin (14/10/2024) untuk menyampaikan tuntutan mereka.

“Pengaduan tersebut menjelaskan bagaimana penerapan keputusan FIFA pada kalender internasional merupakan penyalahgunaan posisi dominan dan melanggar hukum Uni Eropa. Yurisprudensi terkini (…) memperjelas bahwa FIFA harus menjalankan fungsi pengaturannya secara transparan, objektif, tidak diskriminatif, dan proporsional untuk menetralkan konflik kepentingannya,” begitu isi pernyataan resmi yang dibagikan European Leagues.