Pelatih Tinju Sulsel, Dufri Masihor, mengatakan bahwa dirinya mengakui jika Michael Muskita dari segi pengalaman dan kualitas memang masih di atas John Yambe.

‘’Jhon memang kalah pengalaman. Itu harus kita akui lawan (Michael) memang bagus. Ini pengalaman berharga bagi Jhon untuk bisa lebih memperbaiki diri,” kata Dufri

Lanjut Mantan petinju nasional peraih medali emas SEA Games 1997 Jakarta ini, mengungkapkan bahwa meski empat anak asuhnya telah angkat koper lebih dulu, Namu masih memiliki satu harapan lagi untuk Sulsel yakni Holy Masihor yang bisa pulang membawa medali lewat Cabor tinju.

‘’Doakan semoga Holy bisa membawa pulang membawa emas dari PON Papua,” ungkapnya.

Sementara itu, Manajer Tim Tinju Sulsel, Muh Tawing, juga menegaskan bahwa lawan yang dihadapi Jhon jauh lebih unggul.

‘’Ini pengalaman berharga bagi Jhon untuk bisa mengasah diri agar bisa berlatih lebih giat lagi. PON kali ini juga menjadi pengalaman berharga bagi dia. Saya berharap dia tidak putus asa. Tetap semangat dan terus mengasah kemampuan untuk menghadapi event-even nasional berikutnya,” imbuh Tawing.

Tawing berpesan, bahwa dalam setiap kekalahan tentunya pasti akan selalu ada sebuah pelajaran yang menunjukkan kepada kita bagaimana cara menggapai kemenangan pada hari-hari lainnya.

‘’Karena pada hakikatnya, pengalaman adalah guru terbaik,” ujarnya.

Tawing mengaku jika meskipun empat atlet binaanya telah gugur, Tetapi Ia masih akan tetap mendampingi para atlet tinju Sulsel hingga berakhirnya PON XX Papua 2021.

Tim Sulsel masih menyisakan satu petinjunya yakni Josua Holy Masihor. Ia melangkah ke babak semifinal kelas 52 kg setelah mampu menyingkirkan wakil Bangka Belitung, Ade Ilham Tapajati.

Tiga lainnya lebih dulu angkat koper setelah gagal di babak penyisihan. Masing-masing Hindriawati Haer kelas 54 kg putri, Daud Fairyo kelas 65 kg dan Haris Mongga kelas 91 kg